- Back to Home »
- Remaja »
- Kelebihan dan Kelemahan Mengkonsumsi Coklat
Cokelat merupakan makanan yang digemari segala usia
mulai dari anak-anak sampai orang tua. Tidak hanya dalam bentuk cokelat
batangan, cokelat juga banyak diaplikasikan dalam beragam makanan mulai
dari cake, biskuit, permen, ice cream, minuman dll. Selain rasanya yang
enak, cokelat juga sering diasosiasikan dengan produk bernilai
tinggi/mahal sehingga sering dijadikan sebagai hadiah.
Cokelat dihasilkan melalui serangkaian proses dari biji kakao. Biji
kakao ini berasal dari tanaman kakao, Theobroma cacao, yang tumbuh hanya
di daerah tropis. Pantai Gading di Afrika Barat dikenal sebagai
penghasil biji kakao terbesar di dunia. Dalam bahasa Yunani, theobroma
berarti makanan para dewa. Dalam kebudayaan Meso Amerika, biji kakao
bernilai sangat tinggi sehingga dijadikan sebagai mata uang.
Asal Muasal Istilah Cokelat
Istilah cokelat itu sendiri berasal dari xocolatl (bahasa suku Aztec)
yang berarti minuman pahit. Pada awalnya, cokelat dikonsumsi sebagai
minuman yang dibuat berbuih, kadang-kadang ditaburi lada merah, vanilla,
madu atau rempah-rempah lain. Rasanya pahit, sepat dan berlemak.
Konsumsi cokelat masa itu dianggap sebagai simbol status penting dan
juga kemakmuran. Cokelat dalam bentuk padat pertama kali ditemukan pada
abad ke-18 di Eropa. Penggunaan rempah-rempah dihilangkan dan mulai
ditambahkan gula, susu dll.
Antioksidan dalam Cokelat
Pengolahan biji kakao menghasilkan cocoa liquor (cocoa mass), cocoa
butter dan cocoa powder. Biji kakao dan turunannya ini merupakan sumber
antioksidan polifenol – senyawa yang dapat mengurangi resiko penyakit
jantung dengan cara mencegah oksidasi Low Density Lipoproteins (LDL)
atau yang sering disebut lemak jahat, sehingga dapat mencegah sumbatan
pada dinding-dinding pembuluh darah arteri. Kandungan antioksidan
bervariasi pada setiap cokelat, tergantung pada berbagai faktor di
antaranya kandungan cocoa dan proses pengolahan. Secara umum, cocoa
powder dan dark chocolate mengandung antioksidan dalam jumlah yang lebih
tinggi daripada milk chocolate. Berikut kandungan antioksidan polifenol
dalam beberapa produk:
* Milk chocolate (50g) - 100 mg polifenol
* Dark chocolate (50g) - 300 mg polifenol
* Red wine (140mL) - 170 mg polifenol
* Tea (240mL) - 400 mg polifenol
* Cocoa powder (16g) - 200 mg polifenol
Beberapa Mitos dan Fakta Seputar Cokelat
Fungsi dan pengaruh komponen-komponen aktif yang terkandung dalam
cokelat menjadi bahan penelitian yang menarik dari tahun ke tahun dan
sampai saat ini penelitian tentang cokelat terus berlangsung. Beberapa
mitos yang sudah dapat dibuktikan tidak benar adalah:
1. Cokelat dapat menyebabkan timbulnya jerawat
Para ahli yakin bahwa timbulnya jerawat lebih dipengaruhi oleh stres dan
hormon yang menyebabkan kondisi kulit mengalami berlebihnya aktivitas
jaringan minyak.
2. Cokelat menyebabkan kecanduan
Tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa cokelat termasuk dalam
jenis bahan adiktif. Orang yang sangat menggemari cokelat kemungkinan
disebabkan oleh sifat sensori cokelat yang khas: tekstur yang mudah
mencair di dalam mulut dan rasa/aroma yang enak. Cokelat mengandung
lebih dari 300 jenis flavor yang berbeda, tanpa ada jenis yang paling
dominan. Kegemaran akan cokelat kemungkinan juga disebabkan karena
cokelat menstimulasi pelepasan endorphins – senyawa dalam otak yang
dapat mengurangi rasa sakit dan membangkitkan perasaan euforia (perasaan
gembira/bahagia).
3. Cokelat merupakan penyebab sakit kepala (migren)
Penelitian yang dilakukan di Pittsburgh State University terhadap 63
wanita menunjukkan bahwa cokelat bukan merupakan pemicu terjadinya sakit
kepala. Timbulnya migren lebih dihubungkan dengan keadaan hormon dalam
tubuh.
4. Cokelat menyebabkan obesitas
Para ahli gizi berpendapat bahwa tidak ada sesuatu makanan pun yang
dapat menyebabkan kegemukan. Berat badan seseorang bertambah ketika
kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar daripada kalori yang
dibuang/dikeluarkan melalui aktifitas fisik. Penelitian yang dilakukan
pada asupan diet rata-rata di Amerika menunjukkan bahwa cokelat hanya
berkontribusi 0,7 – 1,0% dari total kalori. Oleh karena itu, tetap
dianjurkan untuk mengontrol jumlah asupan kalori dan yang terbuang.
Fakta lain adalah cokelat hanya mengandung sejumlah kecil kafein. Jumlah
ini jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kandungan kafein di dalam
kopi dan teh. Suatu senyawa yang mirip dengan kafein ditemukan dalam
cokelat yaitu Theobromine. Theobromine juga berfungsi sebagai stimulan,
seperti halnya kafein tetapi pengaruh dan sifat yang diberikan berbeda.
Theobromine hanya ditemukan dalam biji kakao dan produk-produk
turunannya.
Beberapa manfaat cokelat dalam dunia pengobatan masih menjadi bahan penelitian di dunia saat ini. Di antaranya adalah:
1. Mengobati batuk
Theobromine dalam cokelat disinyalir berfungsi menyembuhkan batuk secara lebih baik dibandingkan obat batuk.
2. Mengurangi resiko stroke
Penelitian dari Universitas California mengungkapkan bahwa cokelat
memiliki pengaruh yang sama dengan aspirin sebagai anti pembekuan darah.
Cokelat membantu mencegah pembekuan darah, sehingga mengurangi resiko
terjadinya stroke.
3. Mencegah tekanan darah tinggi
Senyawa flavanol (antioksidan) dalam cokelat diindikasikan dapat membantu mencegah tekanan darah tinggi.
Cokelat Tingkatkan Daya Fungsi Otak
Para pencinta cokelat bergembiralah, karena hasil penelitian terkini
mengindikasikan menikmati batangan cokelat susu akan meningkatkan daya
fungsi otak.
Coklat mengandung banyak unsur yang bersifat menjadi stimulan antara
lain theobromine, phenethylamine, dan kaffeine,†kata Bryan Raudenbush
dari Universitas Wheeling Jesuit di West Virginia.
Senyawa-senyawa itu telah ditemukan sebelumnya bersifat meningkatkan
tingkat kesadaran dan kemampuan berkonsentrasi. Hasil penelitian
menunjukkan, dengan mengonsumsi coklat dapat memperoleh efek stimulasi
yang akan membuat peningkatan performa mental. Raudenbush dan
rekan-rekannya mengatakan penelitian efek kemampuan otak dilakukan
terhadap sejumlah relawan yang mengonsumsi cokelat dalam beberapa jenis.
Penelitian ini dalam empat kejadian terpisah yaitu kelompok pertama
mengkonsumsi 85 gram batangan cokelat susu, 85 gram cokelat hitam, 85
gram carob, dan kelompok keempat tidak mengonsumsi apapun. Setelah 15
menit berselang para relawan dalam penelitian ini menjalani beberapa tes
neuropsikologis yang didesain untuk melihat performa kognitif. Termasuk
daya ingat, daya konsentrasi, kemampuan bereaksi dan kemampuan
memecahkan masalah.
Nilai bagi daya ingat verbal maupun visual tertinggi bagi mereka yang
masuk kelompok mengonsumsi batangan coklat susu dibandingkan dengan
ketiga kelompok lainnya,†kata Raudenbush.
Peningkatan daya ingat baik verbal dan visual juga terjadi di kelompok
yang mengonsumsi jenis cokelat lainnya namun hasilnya berada di bawah
kelompok pertama. Dari penelitian sebelumnya telah diketahui beberapa
nutrisi dalam makanan tambahan melepas glukose yang menambah aliran
darah yang dapat berpengaruh bagi kemampuan kognitif. Hasil penemuan
terkini mendukung pendapat sebelumnya bahkan memperjelas, mengonsumsi
cokelat dapat meningkatkan kinerja daya kerja otak.
Coklat sebagai pengganti Viagra
Dr. Dora Akunyili, direktur Federal Agency Food and Medicine,
menganjurkan para pria lebih sedikit demi sedikit mengurangi
ketergantungan pada viagra. Dan, memulai mengkonsumsi coklat. Zat yang
dikandung Coklat membantu menaikkan libido. Secara ekonomi mengkonsumsi
coklat untuk meningkatkan kemampuan seks lebih menghemat isi kantong
daripada viagra. Warga Inggris, tampaknya telah mengetahui sejak lama
bila coklat memiliki efek ampuh bagi pria saat bercinta. Di Inggris
adalah coklat merupakan makanan wajib.
Akunyili mengungkapkan coklat adalah produk cintaâ yang lebih baik
dibanding viagra. Viagra bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Tapi coklat belum terbukti memiliki efek samping yang merugikan tubuh.
Coklat merupakan antioksidan yang paling baik, dalam membantu mengurangi
resiko serangan jantung, darah tinggi, diabetes. “Yang pasti mampu
menaikkan libido, katanya. Coklat juga bagian dari obat penyembuh kanker
payudara, batuk kronis dan meningkatkan kinerja otak. Mengapa coklat
bisa seefektif viagra? Dalam laporannya Akunyili seperti dikutip
foodnavigator.com dijelaskan coklat mengandung 300 zat kimia. Kafein
dalam jumlah kecil, teobromin, dan sebuah stimulan yang disebut
phenylethylamine (yang terkait dengan amphetamines) juga terkandung pada
coklat. Zat terakhir adalah kimia alam yang terbukti mampu menaikkan
minat dan fungsi seksual.
Coklat dan Kesehatan
Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan
kebiasaan makan ditemukan bahwa mereka yang suka makan permen/coklat
umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan. Diduga
antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa
mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada
anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk
kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi
kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan
tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan
kanker.
Selama ini ada pandangan bahwa permen coklat menyebabkan caries pada
gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah
kegemukan. Tak dapat disangkal lagi bahwa kegemukan adalah salah satu
faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Tetapi studi di Universitas
Harvard ini menunjukkan bahwa jika Anda mengimbangi konsumsi permen
coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang,
maka dampak negatip permen coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Menurut kepercayaan suku Maya, coklat adalah makanan para dewa. Rasa
asli biji coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi
setelah melalui rekayasa proses dapat dihasilkan coklat sebagai makanan
yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%,
karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino
triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak
tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung
polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.
Di Amerika Serikat konsumsi coklat hanya memberikan kontribusi 1%
terhadap intake lemak total sebagaimana dinyatakan oleh National Food
Consumption Survey (1987-1998). Jumlah ini relatif sedikit khususnya
bila dibandingkan dengan kontribusi daging (30%), serealia (22%), dan
susu (20%). Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian
besar tersusun dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Tetapi lemak
coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol.
Untuk tetap menekan lemak jenuh agar tidak terlalu tinggi, ada baiknya
membatasi memakan cokelat hanya satu batang saja per hari dan mebatasi
mengkonsumsi suplement atau makanan lainnya yang mengandung catechin
seperti apple dan teh.
Dalam penelitian yang melibatkan subyek manusia, ditemukan bahwa
konsumsi lemak coklat menghasilkan kolesterol total dan kolesterol LDL
yang lebih rendah dibandingkan konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Jadi
meski sama-sama mengandung lemak jenuh tetapi ternyata efek kolesterol
yang dihasilkan berbeda. Kandungan stearat yang tinggi pada coklat
disinyalir menjadi penyebab mengapa lemak coklat tidak sejahat lemak
hewan. Telah sejak lama diketahui bahwa stearat adalah asam lemak netral
yang tidak akan memicu kolesterol darah. Mengapa? Stearat ternyata
dicerna secara lambat oleh tubuh kita dan juga diabsorpsi lebih sedikit.
Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat yaitu asam
lemak tak jenuh. Asam oleat ini juga dominan ditemukan pada minyak
zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania yang banyak
mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menyimpulkan efek positip
oleat bagi kesehatan jantung.
Sering timbul pertanyaan seberapa banyak kita boleh mengkonsusmi coklat?
Tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini, namun demikian makan
coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari kiranya masih
dapat diterima. Prinsip gizi sebenarnya mudah yaitu makanlah segala
jenis makanan secara moderat. Masalah gizi umumnya timbul bila kita
makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Makan coklat tidak akan menimbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian
orang rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk
mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving. Dampak
coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan
chocolate craving. Rindu coklat bisa karena aromanya, teksturnya,
manis-pahitnya dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan
phenylethylamine yang adalah suatu substansi mirip amphetanine yang
dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada
gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan
senang dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamine juga dianggap
mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang
sedang jatuh cinta (hati berbunga). Konon Raja Montezuma di jaman dahulu
selalu mabuk minuman coklat sebelum menggilir harem-haremnya yang
berbeda setiap malam.
Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam coklat. Salah satu
fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi
karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga dijumpai pada teh meski
jumlahnya tidak setinggi pada coklat. Orang tua jaman dahulu sering
mempraktekkan cuci muka dengan air teh karena dapat membuat kulit muka
bercahaya dan awet muda. Seandainya mereka tahu bahwa coklat mengandung
katekin lebih tinggi daripada teh, mungkin mereka akan menganjurkan
mandi lulur dengan coklat.
Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah
dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena
itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian
panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali.
Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang
merupakan adonan coklat manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu
ada pula coklat pahit yang merupakan coklat alami dan mengandung 43%
padatan coklat. Coklat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk
coklat batangan.
Kandungan gizi coklat :
Zat Gizi Coklat Susu Coklat Pahit
Energi (Kal) 381 504
Protein (g) 9 5,5
Lemak (g) 35,9 52,9
Kalsium (mg) 200 98
Fosfor (mg) 200 446
Vit A (SI) 30 60
Belum ada bukti bahwa coklat menimbulkan jerawat. Coklat juga tidak bisa
dikatakan sebagai penyebab utama munculnya plaque gigi karena plaque
gigi juga bisa timbul pada orang yang mengkonsumsi makanan biasa
sehari-hari. Hanya saja coklat perlu diwaspadai, khususnya bagi
orang-orang yang rentan menderita batu ginjal. Konsumsi 100 g coklat
akan meningkatkan ekskresi oksalat dan kalsium tiga kali lipat. Oleh
karena itu kiat sehat yang bisa dianjurkan adalah minumlah banyak air
sehabis makan coklat.